Oleh: Jajang Sutisna, S.Pd., M.Pd.
Dalam peradaban manusia, keluguan bersikap sering kali dianggap sebagai kebebasan. Padahal, hidup tidak mengizinkan kita untuk liar tanpa arah, sekalipun ia menuntut kita untuk liat—cekatan, lentur, dan kritis—dalam berpikir serta liar dalam berimajinasi. Imajinasi yang tidak berakar pada kedalaman nalar akan menjelma ilusi; sebaliknya, nalar yang tak mampu bermimpi hanya akan menjadi penjara bagi kemungkinan-kemungkinan masa depan.
Bahasa, dalam hal ini, bukan semata alat komunikasi. Ia adalah instrumen epistemik, alat paling dasar untuk berpikir, bermimpi, dan menulis. Menguasai bahasa berarti menguasai cara menyusun kenyataan; sebab realitas bagi manusia hadir lewat nama, definisi, dan narasi.
Maka, penulis bukan sekadar perangkai kata. Penulis adalah pencipta makna, bahkan kadang—secara terukur dan bertanggung jawab—menjadi pembaru bahasa, atau meminjam istilah yang lebih kritis, “degolosia kreatif”, yakni kesanggupan keluar dari batas kebiasaan bahasa tanpa mengkhianati logika dan akhlaknya.
Untuk mencapai hal itu, disiplin adalah prasyarat. Tanpa disiplin melatih pikiran, menjinakkan emosi, dan mengasah kepekaan batin, tulisan tak akan lahir; ia hanya akan menjadi draf hambar tanpa roh dan arah. Banyak yang menua, tetapi tidak berarti menjadi lebih arif; banyak yang berumur panjang, tetapi tidak otomatis lebih bijaksana. Usia tidak menjamin kedewasaan berpikir, sebagaimana gelar tidak menjamin keluasan hati.
Karena itu, pencarian ilmu memerlukan keberanian untuk merumuskan pertanyaan utama, bukan sekadar mengumpulkan jawaban. Pertanyaan adalah kompas; jawaban hanya tempat singgah. Mereka yang berhenti bertanya, berhenti bertumbuh. Mereka yang takut berpikir akan menjadi penumpang dalam sejarah yang ditulis oleh mereka yang berani bertanya.
Pada akhirnya, menulis adalah ibadah akal, dan bahasa adalah ladang tempat makna ditanam. Barangsiapa merawat pikirannya dengan disiplin dan kejernihan, ia akan menuai buah hikmah—bukan karena ia hidup lebih lama, melainkan karena ia hidup lebih sadar.









