Cianjur,22-11-2025
— Pendidikan sering dipahami hanya sebagai aktivitas belajar-mengajar di sekolah. Namun bagi Jajang Sutisna, S.Pd., M.Pd., Kabid PAUD dan Dikmas Kabupaten Cianjur, pendidikan adalah fondasi peradaban yang menentukan arah sebuah daerah.
Ia menegaskan bahwa masa depan Cianjur berada di tangan dua kelompok utama: anak usia dini dan masyarakat pembelajar (Dikmas). Jika dua pilar ini diperkuat, maka kemajuan daerah akan tercapai secara berkelanjutan.
Pendidikan sebagai Jalan Menuntun Fitrah Anak
Jajang menyampaikan bahwa pendidikan anak usia dini tidak boleh hanya menjadi rutinitas harian. Setiap anak lahir dengan fitrah yang suci, dan pendidik memiliki tugas mulia untuk menuntunnya.
Ia mengatakan bahwa pendidikan bukan memaksa, melainkan mengarahkan; bukan menakut-nakuti, melainkan menguatkan. Periode usia dini menjadi masa emas yang menentukan kualitas mental, emosional, dan karakter anak di masa depan.
Nilai Filsafat: Mengajak Anak dan Warga Belajar untuk Berpikir
Dalam pandangan filosofis yang ia anut, pendidikan seharusnya tidak berhenti pada hafalan atau penguasaan materi. Anak dan warga belajar perlu diajak memahami makna, nilai, dan tujuan di balik pelajaran yang mereka terima.
Menurutnya, pendidikan yang ideal bukan hanya menghasilkan individu yang pandai, tetapi membentuk manusia yang memiliki kesadaran tujuan hidup, kepekaan sosial, serta keberanian moral dalam mengambil keputusan.
Pendidikan dalam Perspektif Agamis: Ilmu yang Menghaluskan Hati
Dalam pandangan keagamaan, ilmu adalah cahaya. Jajang menegaskan bahwa ilmu yang tidak menghaluskan hati hanya akan menajamkan ego. Karena itu, pendidikan perlu menumbuhkan adab, akhlak, dan rasa hormat kepada sesama.
Ia menuturkan bahwa adab lebih tinggi daripada ilmu. Gelar mungkin bisa dicapai dengan berbagai cara, tetapi akhlak hanya lahir dari proses pendidikan yang benar dan pembiasaan yang baik.
Pendidikan Masyarakat sebagai Kekuatan Sosial Cianjur
Jajang juga menyoroti pentingnya peran PKBM, SKB, kelompok belajar, dan kegiatan literasi. Pendidikan masyarakat, menurutnya, adalah ruang strategis untuk meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup warga.
Ia menjelaskan bahwa sebuah daerah yang cerdas tidak hanya bertumpu pada sekolah formal, tetapi juga pada berbagai ruang belajar alternatif yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Pendidikan sebagai Ibadah dan Pengabdian
Di akhir refleksinya, Jajang menegaskan bahwa pendidikan merupakan ibadah panjang dan bentuk pengabdian kepada masyarakat. Mendidik satu anak atau membuka akses belajar untuk warga desa adalah sedekah ilmu yang manfaatnya terus mengalir.
Ia mengajak seluruh pendidik PAUD, tutor PKBM, pengelola lembaga, orang tua, serta pemerintah desa untuk bersama-sama membangun ekosistem pendidikan yang kuat di Kabupaten Cianjur.
“Dengan ilmu Cianjur menjadi kuat. Dengan akhlak Cianjur menjadi sejuk. Dengan pendidikan Cianjur menjadi maju.”
— Jajang Sutisna, S.Pd., M.Pd., Kabid PAUD dan Dikmas Kabupaten Cianjur













