Tanggal 07 Desember 2025 menjadi hari yang paling dinanti oleh para pecinta Sogoner & Lakbet, termasuk peserta asal Desa Sindangsari, Kecamatan Sukanagara, Kabupaten Cianjur, yakni Asep Rusman. Sejak pagi ia bersama peserta lain sudah hadir lebih awal di Lapang Nam Enterprise, Ciranjang – Cianjur, tempat digelarnya Final Redzon.

Antusias peserta begitu terasa. Burung-burung disiapkan sejak dini, mental diperkuat, dan suasana lapang dipenuhi harapan besar menuju sesi puncak. Namun, alur acara tidak berjalan seperti ekspektasi banyak peserta. Final yang diharapkan digelar pada sesi awal atau pertengahan, justru dilaksanakan paling akhir. Kondisi itu membuat sebagian besar burung kehilangan performa karena terlalu lama menunggu.


Beberapa peserta memilih meneduhkan burung, sementara yang lain mengisi waktu dengan ngopi dan berbincang santai. Dalam suasana itu, terlihat beberapa peserta mendatangi meja juri—diduga untuk menyampaikan masukan atau klarifikasi terkait penilaian. Para peserta berharap seluruh penilaian dilakukan sesuai aturan yang berlaku, demi menjaga sportivitas dan integritas kompetisi.


Meski terdapat dinamika teknis di lapangan, kehadiran liga yang digelar oleh Redzon tetap diapresiasi para kicau mania. Kompetisi seperti ini diharapkan dapat melahirkan sogon-sogon berkualitas, burung-burung terbaik yang tumbuh dari akar rumput, hadir dari berbagai desa hingga kota, dan menjadi kebanggaan pecinta burung di wilayah Cianjur dan sekitarnya.
Final Redzon 2025 di Ciranjang pada akhirnya tidak hanya menjadi ajang lomba, tetapi juga ruang silaturahmi, tempat para pecinta burung saling bertukar cerita, pengalaman, dan semangat. Dengan segala dinamika yang terjadi, kompetisi ini menjadi penanda bahwa dunia sogoner terus hidup, berkembang, dan mengikat hati banyak penggemarnya.













