Home / Pendidikan / Kabid PAUD dan Dikmas Cianjur: Pendidikan Masyarakat Harus Hidup dari Nilai, Teknologi, dan Kearifan

Kabid PAUD dan Dikmas Cianjur: Pendidikan Masyarakat Harus Hidup dari Nilai, Teknologi, dan Kearifan

Cianjur – Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Masyarakat (Dikmas) Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur, Bapak Jajang Sutisna, menegaskan bahwa praktik pendidikan masyarakat saat ini tidak lagi cukup dengan pola pembelajaran konvensional. Melalui arah Kurikulum Merdeka yang kini menyentuh ranah Deep Learning dan Artificial Intelligence (AI), kegiatan belajar masyarakat perlu didesain lebih kontekstual, adaptif, dan berakar pada kehidupan sehari-hari.

“Belajar bagi masyarakat tidak boleh berhenti di ruang kelas. Setiap sawah, kebun, bengkel, dan ruang sosial adalah sekolah kehidupan. Inilah makna Kurikulum Merdeka dalam pendidikan masyarakat—memberi ruang bagi warga untuk belajar sepanjang hayat dengan cara yang bermakna,” ujar Jajang Sutisna dalam kegiatan koordinasi penguatan satuan pendidikan nonformal di Cianjur, Rabu (03/11/2025).

Menurutnya, esensi Deep Learning dalam konteks pendidikan masyarakat bukan hanya mendalam secara ilmu, tetapi juga menyentuh aspek budaya dan nilai kemanusiaan. Warga belajar didorong untuk memahami keterkaitan antara teknologi, lingkungan, dan sosial dalam satu kesadaran utuh.

“Artificial Intelligence bisa kita manfaatkan untuk mengolah data belajar, mengenali potensi warga, atau mempermudah pembelajaran digital. Tapi intinya tetap satu: teknologi hanyalah alat, sementara jiwa pembelajar ada pada rasa ingin tahu dan niat memperbaiki hidup,” jelasnya.

Bapak Jajang juga menekankan pentingnya mengaitkan setiap kegiatan pendidikan masyarakat dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin Quality Education (pendidikan berkualitas) dan Reduced Inequality (pengurangan kesenjangan). Pendidikan nonformal diharapkan mampu menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk anak putus sekolah, perempuan, dan kelompok rentan.

Dalam pandangan filosofisnya, ia menyebut bahwa pendidikan masyarakat harus berjiwa ngahudang rasa jeung ngajaga budaya (membangkitkan kesadaran sambil menjaga budaya). Setiap kegiatan belajar harus menjadi ruang untuk menanamkan nilai, bukan sekadar keterampilan.

“Kita ingin masyarakat Cianjur bukan hanya pintar, tapi juga paham makna hidup. Pendidikan yang sejati adalah yang mengajarkan cara berpikir dan cara bertindak dengan nurani,” tuturnya.

Melalui berbagai kegiatan seperti PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), PAUD terpadu, dan pelatihan berbasis komunitas, Bidang PAUD dan Dikmas Cianjur terus memperkuat pendekatan pembelajaran yang partisipatif dan berkelanjutan.

“Pendidikan masyarakat bukan proyek, tapi gerakan. Ia harus hidup dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat. Karena dari sanalah lahir generasi pembelajar yang tidak hanya cakap digital, tetapi juga kuat dalam karakter,” pungkasnya.

Langkah ini menjadi bagian dari visi besar Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang menyeluruh — dari anak usia dini hingga pembelajaran masyarakat — yang berpadu antara teknologi, budaya, dan kemanusiaan.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *