Home / Nasional / Sumatera Utara / Masjid Azizi Tanjung Pura : Jejak Sejarah, Cahaya Ilmu, dan Ruh Peradaban Melayu Langkat

Masjid Azizi Tanjung Pura : Jejak Sejarah, Cahaya Ilmu, dan Ruh Peradaban Melayu Langkat

27 Oktober 2025
Kabar Rakyat Nasional.id. Langkat – Sumatera Utara

Di tengah kota Tanjung Pura, Kabupaten Langkat berdiri megah Masjid Azizi, masjid bersejarah yang telah menjadi jantung spiritual, pusat peradaban, dan saksi perjalanan panjang masyarakat Melayu Langkat. Diresmikan pada 13 juni 1902 oleh Sultan Abdul Aziz, penguasa Kesultanan Langkat yang arif dan religius, masjid ini bukan hanya rumah ibadah, tetapi juga simbol kemajuan Islam dan kebudayaan Melayu di pesisir timur Sumatera Utara.

Arsitektur Masjid Azizi mencerminkan kemegahan dan kebijaksanaan masa itu. Kubah besar berpadu dengan menara tinggi dan dinding kuning berpadu hujau, menggambarkan kemuliaan Islam dan keagungan budaya Melayu. Di setiap lekuk bangunannya, tersimpan pesan tentang keindahan yang berpadu dengan keteguhan iman.

Namun, nilai terbesar Masjid Azizi bukan pada fisiknya, melainkan pada ruh keilmuan dan peradaban yang tumbuh di sekitarnya. Kini, kawasan sekitar masjid telah berkembang menjadi pusat pendidikan Islam — dari jenjang dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Ada madrasah, dan sekolah Islam modern yang melanjutkan tradisi keilmuan yang dulu digagas oleh para ulama Kesultanan Langkat.

Inilah yang menjadikan Masjid Azizi bukan sekadar peninggalan sejarah, tetapi pusat dakwah dan pendidikan Islam yang hidup hingga hari ini. Generasi muda Langkat belajar membaca Al-Qur’an, menuntut ilmu agama, dan memahami sejarah bangsanya di bawah bayang menara masjid yang telah berusia lebih dari seabad itu.

Makam Tengku Amir Hamzah: Ruh Sastra dan Kebangsaan di Halaman Masjid

Tak jauh dari masjid, terdapat makam Tengku Amir Hamzah, Pahlawan Nasional dan penyair besar Indonesia, cucu dari Sultan Langkat. Ia adalah tokoh yang memadukan keindahan sastra dengan keagungan spiritualitas Islam. Puisinya yang lembut namun tegas menggambarkan jiwa seorang bangsawan yang tunduk kepada Tuhan dan cinta kepada tanah air.

Tengku Amir Hamzah Pangeran Indra Poetera, bukan sekadar penulis puisi cinta, tetapi juga pejuang kemerdekaan. Ia gugur tragis pada 1946, namun karyanya abadi. Di bawah nisan sederhana, ia seakan masih berbisik lewat puisinya :

“Tinggallah Tuan, tinggallah Bonda,
Tanah air ku Sumatera Raya, Ananda berangkat ke Pulau Jawa, memungut bunga suntingan kepala.” (puisi Tinggallah)

Kedekatan antara Masjid Azizi dan makam sang penyair bukan kebetulan. Keduanya menggambarkan dua sisi peradaban Melayu Islam Langkat, satu mewakili kekuatan iman dan ilmu, yang lain mewakili keindahan jiwa dan cinta tanah air.

Warisan yang Hidup, Bukan Sekadar Kenangan

Kini, Masjid Azizi dan kompleks pendidikannya menjadi magnet spiritual dan intelektual di Tanjung Pura. Setiap hari, anak-anak dan mahasiswa berlalu-lalang di halaman masjid menuju ruang belajar, sementara azan lima waktu terus berkumandang, menyatukan masa lalu dan masa kini dalam satu napas Islam yang damai.

Namun di balik kebanggaan itu, ada tantangan yang harus dijawab. Pemerintah daerah dan masyarakat Langkat mesti melihat kawasan ini bukan hanya sebagai situs sejarah, tetapi sebagai pusat pengembangan Islam dan budaya Melayu modern. Perlu dukungan kebijakan nyata untuk pengembangan pendidikan Islam, pelestarian cagar budaya, serta kegiatan literasi dan dakwah yang berkelanjutan.

Karena di sinilah sebetulnya letak kekuatan Langkat: pada warisan ilmu, iman, dan budaya yang terpadu. Bila ini dijaga dengan baik, Langkat akan dikenal bukan hanya karena masa lalunya yang gemilang, tetapi juga karena masa depannya yang tercerahkan.

Masjid, Pendidikan, dan Peradaban

Masjid Azizi mengajarkan bahwa Islam bukan sekadar ibadah, tapi juga ilmu dan amal. Sekolah-sekolah Islam di sekitarnya menjadi penerus ruh pendidikan yang berakar dari nilai-nilai keagamaan. Dan makam T. Amir Hamzah menjadi pengingat bahwa bangsa ini berdiri di atas perpaduan antara spiritualitas, budaya, dan cinta tanah air.

Langkat memiliki semua unsur peradaban itu, masjid, pendidikan, dan sejarah. Tinggal bagaimana masyarakat dan pemimpinnya mampu menjaganya agar tetap menjadi cahaya peradaban yang memancar dari Tanjung Pura ke seluruh Sumatera Utara, bahkan Indonesia.

Masjid Azizi bukan sekadar bangunan, tapi pelita sejarah yang menerangi zaman.
Dan selama azan masih berkumandang dari menaranya, Langkat tak akan kehilangan arah.

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *